DbClix

Sunday 14 February 2010

Jalan Iman Sang 'Arif


Rasulullah SAW bersabda

"Orang yang bisa meresakan nikmatnya iman, adalah orang yang ridho kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad SAW sebagai Nabi."

Rasa iman itulah yang membangkitkan ridho tersebut "
Yaitu Ma'rifata Billah Ta'ala. Sedangkan ma'rifat itu merupakan Nur yang ditempatkan Allah SWT dalam hati orang yang dicintaiNya dari para hambaNya, dan tidak ada yang lebih agung dibanding Nur tersebut. Sedangkan hakikat ma'rifat adalah hidupnya hati bersama Sang Penghidup :


"Bukankah ia mati lalu kami menghidupkannya>"
"Agar ia memberi peringatan kepada orang yang (hatinya) hidup."
"Maka akan kami hidupkan ia dengan kehidupan yang bagus."
"Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila berseru bagi kehidupan bagimu."

Siapa yang mati bafsunya, maka dunia mejauh. Dan siapa yang mati hatinya, Tuhannya menjadi jauh darinya.

Ibnu Sammak ditanya, "Kapan seorang hamba dikena bahwa ia teah sampai pada hakikat ma'rifat?"
"Manakaa ia menyaksikan Allah SWT dengan mata kontemplasinya, dan fana dari segala hal selain Allah SWT," jawabnya.

Disebutkan, "Ma'rifat adaah hilangnya memandang selain Dia, dan seain Allah Ta'ala lebih kecil dibanding biji sawi."

Allah SWT berfirman :

"Katakan: Allah. Lau tinggalkan mereka/" (QS. Al-An'am : 91)

Siapa yang memandang Allah Ta'ala, pasti ia tidak memandang dunia, juga tidak memandang akhirat. Sedangkan matahari qalbu sang 'arif itu ebih bercahaya ketimbang matahari dunia, dan lebih cemerlang dibanding tempat terbitnya cahaya matahari itu.

Terbitlah matahari sang kekasih di malam hari
Berpendar cahaya kemiau tak pernah sirna lagi.
Matahari siang sirna ketika maam
Sedang matahari qalbu tak pernah sirna.

Dzun Nuun ra mengatakan, Allah SWT menampakkan dalam rahasia batin melalui berbagai anugerah, bagai terbitnya matahari di muka bumi dengan cerahnya siang. Hendaknya kalian membersihkan qalbu, karena qalbu itu objek pengihatanNya, dan tempat hunian rahasiaNya. Maka siapa yang ma'rifat kepada Allah SWT, tak akan pernah memilih kekasih selain Dia Allah SWT.

Dalam hadits Nabi SAW disebutkan :

"Allah Ta'ala menciptakan makhukNya dalam kegeapan, lalu Allah memantulkan dari CahayaNya. Siapa yang mendapatkan dari Cahaya itu saat ini, ia mendapatkan hidayah, dan siapa yang saah terhadap cahayaNya maka ia akan sesat."

Itulah cahaya yang keluar dari keagungan anugerah yang memantul di hati, lalu menerangi ruhani, hingga menembus hijab Jabarit, dan di alam Jabarut tak ada lagi hijab dengan Allah Ta'ala, begitu juga di alam malakut, sampai sang hamba dalam kenierja dan ucapannya, gerak dan hasratnya, hidup dan matinya, telah menuju pada cahaya itu. "Allah yang memberi cahaya angit dan bumi... Dengan cahayaNya itu memberi hidayah kepada yang dikehendakiNya."

Bila Engkau tak bersamaku
Maka dzikir dariMu-lah yang bersmaku
Hatiku memandangMu, walau
Tak tampak di mataku.

Ma'rifatullah Ta'aa.
Yahya bin Mu'adz ra berkata, "Ma'rifat adalah :
* Kedekatan qabu pada Yang Maha Dekat.
* Untaian Ruh pada Sang Kekasih dan
* Menyendiri dari segalanya bersama Sang Diraja Yang Mengijabah."

Dzun Nuun ra berkata, Ma'rifat adaah :
* Pensunyian rahasia batin dari segaa hasrat,
* Meninggalkan adab kebiasaan,
* Penentraman qalbu kepada Allah Ta'ala tanpa bergantung selainNya.

Sebagian Sufi mengatakan, "Periaku ma'rifat itu gila, rupanya tolol, maknanya membingunggkan."

SAng 'arif disibukkan dengan ilmunya Allah Ta'ala jauh dari segala sebab akibat. Bila para makhluk meihatnya, mereka malah mebodoh-bodohkan. Ia selamanya berada di medan keagungan, tolol diantara para makhluk. Bahkan jika mereka memandangnya, merekapun menganggapnya gila. Karena totaitas dirinya fana karena cintanya pada keagungan Allah Ta'ala, sibuk, jauh dari segala selain Dia. Bila makhluk memandangnya, mereka akan mengusirnya.

Tak seorang pun bisa mengungkapkan tentang ma'rifat Billah Ta'ala. Karena ma;rifat itu datang dariNya, begitu jeas, dan kepadaNya kembali.

Sang 'arif jika berada dalam pandangan Allah Ta'ala, senantiasa abadi dihamparan Ilahi tanpa diri dan tanpa sebab.

Dia telah mati, namun hidup, ia hidup namun mati, ia terhijab namun tersingkapkan, ia tersingkapkan namun terhijab. Anda melihatnya daam keinglungan di pintu perintahNya, lungai di medan kebajikanNya, dan senantiasa meraih petunjuk dibawah keindahan tiraiNya, fana dibawah kuasa hikmahNya, dan abadi diatas hamparan kasih LembutNya.

Orang-orang 'arif jiwanya fana di bawah keabadianNya dan kuasaya dari segala daya dan upaya. Anda meihat mereka itu senantiasa abadi dalam DayaNya dan KekuatanNya, dan mereka terhanguskan dari eksistensi dan ikhtiar mereka dibawah kebesaran UluhiyahNya. Mereka hanya mengikuti Sang Diraja bukan kekuasaan mereka. Rasa butuhnya mereka hanya padaNya, rasa cukup mereka hanya padaNya, kemuliaan mereka hanya bersamaNya, rasa hina mereka hanya bagiNya.

Haalatu Ahlil Haqiqah Ma'Allah (Syekh Ahmad Ar-Rifa'y)
Alih Bahasa oleh : KH. Luqman Hakim MA.

No comments:

Post a Comment