DbClix

Sunday 14 February 2010

Kapan Seorang Salik (Yang meniti Jalan Tuhan) Itu Termasuk Golongan Ruhaniyyin (Ahli Ruhani)?


Syaikh Abdul Qadir Jailani ra mengatakan : Janganlah kalian terlalu tamak dan rakus untuk segera termasuk dalam golongan ruhaniyyin, sampai kamu mampu melawan dan menentang sesamamu, berbuat beda dengan yang dilakukan oleh anggota tubuh dan oragan-oragannya, mampu menyendiri jauh dari wujudmu, gerakanmu, ketenanganmu, pendengaran, penglihatan, pembicaraan, menggenggam, usaha, amal, dan berpikirmu. Serta semua yang muncul dan lahir dari dalam dirimu, juga apa saja yang ada setelah ruh ditiupkan kepadamu. Karena semua itu merupakan penghalang dan hijab bagimu yang menutupimu dari Tuhanmu 'Azza wa Jalla.


Apabila kamu sudah menjadi ruh yang menyendiri, rahasia dalam rahasia (sirr as-sirr), kegaiban dalam kegaiban, berlaku beda pada semua hal dalam rahasiamu, menjadikan semuanya sebagai musuh, hijab, dan kegelapan bagimu. Maka semua itu sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim as dalam Al Qur'an : "Karena sesungguhnya apa yang kamu sembahitu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta Alam." (QS Asy Syu'araa : 77).

Beliau mengatakan pernyataan tersebut kepada berhala-berhala yang berada di hadapan beliau. Maka jadikanlah orang-orang sesamamu dan bagian-bagian darimu sebagai berhala-berhala bersama makhluk-makhluk yang lain. Janganlah kalian mentaati salah satu dari semuanya, dan janganlah mengikuti secara keseluruhan. Jika kamu menurutinya, kamu akan terhalang untuk mendapatkan rahasia-rahasia, ilmu-ilmu agama, dan keanehan-keanehannya. Dan kamu tidak akan mendapatkan takwin (anugerah tambahan) dan khariqul-'adah (kejadian di luar kebiasaan akal manusia). Keduanya merupakan pemberian dari sisi sifat qudrahNya yang diberikan kepada orang-orang mukmin di surga kelak. Maka apa saja dalam dirimu akan menjadi qudrah. Kamu mendengarkan dengan Allah SWT, mengucapkan perkataan dengan Allah SWT, melihat dengan Allah SWT, derusaha dengan Allah SWT, dan berpikir dengan Allah SWT. Kamu merasa tenang dan damai dengan Allah SWT, menjadi buta kepada selain Allah SWT, dan menjadi tuli darinya. Kamu tidak akan melihat wujud dalam Dzat selainNya dengan mengikuti semua perintah dan menjauhi laranganNya serta menjaga batasan-batasanNya. Apabila kamu melanggar dan melewati batas-batasNya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya dirimu terkena fitnah (ujian) dan menjadi mainan syaitan. Maka kembalilah kepada hukum dan aturan syara', dan tinggalkanlah pendapat yang muncul dari hawa nafsu. Karena setiap hakikat yang tidak disaksikan oleh syari'at itu merupakan sifat zindiq (menyimpang dari islam). Wallahu A'lam...

Futuhul Ghaib.

No comments:

Post a Comment