DbClix

Sunday 14 February 2010

Tidak Berwajah Ganda


Rasulullah SAW bersabda :

"Orang yang berwajah dua di dunia, berlisan dua, berada dalam neraka." (Hr. Abu Dawud dan Ibnu Hibban).

Berdasar hadist di atas itulah, kaum 'arifun hanya memalingkan wajahnya kepada ALlah Ta'ala. Tak ada dua wajah bagi kaum 'arifun. Dari rahasia ini pula, kaum 'arifun mengambil kesimmpulan bahwa mereka tidak boleh mengambil dua guru Mursyid dalam thariqatnya. Mereka mengatakan, manakala dijumpai seorang Mursyid lebih kamil dan lebih utama dalam thariqat menuju ALlah yang lebih benar dalam mengikuti jijak Rasulullah SAW, maka seorang murid harus berpegang pada Mursyid yang utama tadi. Bahkan para syeikh dan anak-anaknya sekalipun harus mengikuti jejak Mursyid yang utama tadi dalam thariqat. Hal ini merupakan bagian dari keagungan ma'rifat kepada Allah Ta'ala.


Tingkat Kaum 'arifun.
Ketauhilah saudaraku, kaum 'arifun itu bertingkat dan beragam dan dengan tangga yang berjenjang-jenjang, serta derajat yang berbeda berwarna, serta posisi yang bermacam-macam.
- Diantara mereka ada yang mengenal Allah melalui sifat qudrot, maka dia sangat takut kepadaNya.
- Ada yang mengenal Allah melalui sifat karuniaNya, maka dia sangat berbaik sangka (husnudzon) kepada ALlah.
- Ada yang mengenalNya melalui Muroqobah, maka dia mengokohkan kebenaran hatinya.
- Ada yang mengenalNya melalui keagunganNya, lalu ia meneguhkan rasa takut dan cinta.
- Ada yang mengenalNya melalui sifat Maha Mencukupinya, lalu ia sangat fakir kepadaNya.
- Ada yang mengenalNya melalui sifat Maha SendirinNya, lalu ia meneguhkan kebeningan hatinya.
- Ada yang mengenalNya melalui Allah, lalu dia bersambung terus menerus denganNya.

Karena itu :
- Kualitas kema'rifatan rasa takut, tergantung kadar kema'rifatannya atas QudrotNya.
- Kualitas rasa Husnudzon tergantung pada kadar kema'rifatannya pada sifat Anugerah Ilahi.
- Kualitas rasa pembenaran dengan kejujuran hati tergantung kadar kema'rifatan Muqorobahnya.
- Kualitas rasa takut penuh cinta tergantung kema'rifatannya atas Keagungan Allah.
- Kualitas rasa butuh kepada Allah tergantung kema'rifatannya atas Maha mencukupiNya.
- Kualitas rasa bening jiwa tergantng kadar kema'rifatan atas Sifat Maha Sendirinya Allah.
- Kualitas Wushul tergantung kadar kema'rifatannya kepada Rabb Ta'ala.

Begitu pula kalangan "Ahli Langit" dalam beribadah, dalam dataran derajat maqom yang berbeda. Ada sebagian maqomnya adalah Rasa Malu, Rasa Hormat, ada pula Maqomnya adalah Taqarrub dan Kemesraan, ada pula yang maqomnya memandang Anugerah. Bahkan ada yang Muqorobah, Haibah, sebagaimana firman Alah Ta'ala :

"Dan tak ada dari kami melainkan baginya adalah Maqom tertentu." (QS Ash Shoffaat 164)

Kalangan ahli ma'rifat pada umumnya (awam), mengenal Allah mengikuti jejak Rasulullah SAW, dan membenarkan dalam hati mereka, mengamalkan dengan badan mereka, namn kadang mereka berbuat dosa dan maksiat, lalu hidup di dunia penuh dengan kebodohan dan sembrono, dan kala itu mereka dalam bahaya besar, kecuali jika Allah merehmati mereka.

Ada kalangan manusia di atas mereka, yang menganal Allah melalui dalil bukti, yaitu kalangan ilmuan, pemikir dan filosuf, yang meyakiniNya dengan Tauhid melalui argumen dan efek sifat RububiyahNya, dimana mereka mengambil dalil dengan sesuatu yang nyata atas yang tersembunyi, dan mereka meyakini keabsahan dalil pembuktian itu.

Mereka berada dalam jalan yang baik, namun mereka ini sering terhijab dari Allah Ta'ala karena lebih terdindingi oleh pembuktian mereka sendiri.

Sedangkan kalangan khusus dari ahli ma'rifat adalah dari mereka yang memiliki rasa yaqin, mengenal Allah melauli ALlah SWT. Mereka bersiteguh dengan ma'rifatnya, sama sekali tidak disertai argumen dalil atau dilatari oleh sebab akibat. Dalil mereka hanyalah Al Qur'an. dan Cahaya mereka senantiasa melimpah di arena mereka.....

Haalatu Ahlil Haqiqah Ma'Allah (Syekh Ahmad Ar-Rifa'y)
Alih Bahasa oleh : KH. Luqman Hakim MA.

No comments:

Post a Comment